Mengatasi Konflik Tempat Kerja, Ini Siasatnya
Semakin tinggi level, makin besar juga probabilitas kita menemui konflik di tempat kerja. Apalagi, sebagian besar hari kita dihabiskan untuk bekerja. Bagaimana cara kita menjalankan resolusi konflik dengan efektif?
Konflik adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, termasuk juga dalam bekerja. Bahkan, sebagian ahli berpegang pada prinsip “jangan hindari konflik; hargailah ia karena konflik adalah bagian dari pekerjaan.”
Menghindar dari konflik bukanlah sebuah solusi. Konflik tidak akan berhenti dengan sendirinya. Maka, kita perlu mengasah keahlian untuk mengenali konflik, mengerti sifat konflik, dan membawa resolusi yang tepat dalam mengatasinya.
Apa yang berpotensi menimbulkan konflik tempat kerja?
Banyak hal yang bisa menimbulkan pergesekan di tempat kerja, antara lain posisi yang berseberangan. Atmosfer kompetitif, isu kompensasi, dan sebagainya.
Sementara konflik adalah bagian normal dari kehidupan, ia juga bisa menjadi tantangan bagi kita untuk tetap bertahan di tempat kerja. Konflik yang tak terselesaikan bisa berdampak pada hilangnya produktivitas dan kreativitas serta adanya batasan untuk berkolaborasi. Tentu kita nggak mau hal ini terjadi.
Dua hal umum pencetus konflik adalah komunikasi dan emosi. miskomunikasi berperan besar dalam menimbulkan percikan, lho, terutama pada kantor yang menerapkan remote working seperti Sekolah.mu. Banyak konflik terjadi karena tidak ada informasi, informasi yang salah atau tidak jelas, atau misinformasi. Kita butuh informasi yang jernih, akurat, jelas, dan tepat waktu untuk menghindari timbulnya konflik.
Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah ketika kita membiarkan emosi mengendalikan diri kita dalam mengambil keputusan. Yuk kita belajar menjalankan resolusi konflik yang efektif.
Bagaimana kita mengendalikan konflik di tempat kerja?
- Tentukan perilaku yang diterima di tempat kerja
Ketika onboarding, kita pasti sudah menerima informasi perilaku yang diharapkan ketika kita sedang bekerja. Biarpun bekerja dari mana saja, kita perlu tetap profesional ya. Perlu ada framework dalam pengambilan keputusan, penunjukan figur yang punya otoritas, sounding untuk berkolaborasi dan bekerja bersama dalam konteks positif. Deskripsi pekerjaan yang jelas juga akan membantu kita dalam menjalankan pekerjaan sesuai ekspektasi.
- Hadapi konflik secara langsung
Kita mungkin punya gambaran tentang area yang rawan konflik dalam bekerja. Sebelum memulai aktivitas, perlu ada prevensi konflik dengan mengintervensi area-area yang rawan konflik dan merancang cara agar konflik tidak muncul di sana. Jika timbul konflik, kita dapat meminimalisir dampaknya dengan langsung menghadapi masalah inti.
- Mengerti faktor “apa dampak untuk saya”
Setiap konflik yang melibatkan kita pasti ada baik-buruknya. Kita perlu menganalisis apa dampak konflik itu dan resolusinya bagi diri kita sendiri maupun bagi pihak lain yang terlibat. Jika kita mengerti tujuan mereka dan melakukan pendekatan dengan perspektif membantu sesama, kemungkinan besar konflik akan segera berakhir.
- Mengerti faktor kepentingan
Kita perlu mengerti “pick your battle” alias memilih hal-hal terpenting untuk dibela dan hal lain untuk direlakan. Jika isu konflik memang penting, para pihak yang terlibat akan terbuka untuk berkomunikasi dalam mengatasinya.
- Melihat konflik sebagai opportunity
Di balik konflik terdapat kesempatan belajar yang besar. Ketika timbul ketidaksepakatan, ada pula kemungkinan potensial untuk bertumbuh dan berkembang bersama. Kita bisa belajar menganalisis konflik dan mengambil keputusan terbaik untuk semua.