Kisah Kerja bareng Pasangan di Sekolah.mu
Bekerja bareng pasangan masih bukan hal lumrah di Indonesia. Bahkan, sampai 2017, masih ada larangan karyawan satu kantor untuk menikah. Hal berbeda terjadi di Sekolah.mu, lho. Selama kamu dan pasangan atau keluarga lain punya visi sama untuk memajukan pendidikan Indonesia, you are welcome here!
Salah satu pasangan di Sekolah.mu adalah Zaki Laili Khusna (Head of Siap Kuliah Program) dan Henri Pandu Priantara (Siap Kuliah Business Manager). Bersama dua partner lain, mereka mendirikan Mini Akademi pada 2016. Di awal 2022, Mini Akademi bergabung bersama Sekolah.mu dan berganti nama menjadi Siap Kuliah. Zaki dan Pandu tetap mengawal Siap Kuliah dari segi akademik dan bisnis.
“Kita tuh sudah kerja bareng di satu kantor sejak 2014,” tutur Zaki. Mereka pun turut mendirikan beberapa bisnis bersama-sama. Ada beberapa ketakutan dan kekhawatiran mengenai kerja bersama pasangan, yang kemudian menjadi pelajaran bagi Zaki dan Pandu.
“Di awal-awal ada ketakutan itu, terutama dari sisi profesionalitas. Kalo lagi setuju, orang liat ya namanya juga pasangan. Kalo debat, lho kok suami istri bertengkar?” tutur Pandu. Hal yang sama turut diungkapkan Zaki. “Persepsi orang, mau seprofesional apapun, orang sudah nganggep ya suami istri. Kami juga mungkin nggak sadar kalo ada hal yang nggak profesional karena batasnya serba abu-abu,” katanya.
Kekhawatiran akan persepsi orang sempat membuat Zaki mengurungkan niat untuk bekerja di satu kantor yang sama dengan Pandu. Namun, refleksinya membuat Zaki mengubah pikiran. “Pengalaman bisa jadi dua: mematikan atau menumbuhkan. Kita memilih yang menumbuhkan. Kerja bareng lagi dengan tahu memposisikan diri, tahu membagi urusan keluarga dan kerjaan.”
Mereka memutuskan kerja bareng lagi di Siap Kuliah karena ingin maju bersama, baik sebagai tim Siap Kuliah, bagian dari Sekolah.mu, maupun sebagai keluarga. Budaya Sekolah.mu yang family-oriented juga mendukung mereka untuk berkarya dan berkolaborasi bersama keluarga dan pasangan.
Apa hal paling menyenangkan dari kerja bersama pasangan?
Keduanya mengungkapkan hal sama: koordinasi dan kerja sama lebih cepat serta mudah! Ide-ide yang keluar kapan saja, bahkan di luar jam kantor, bisa dibahas bersama. Saat pasangan memberi saran, sifatnya pun lebih relevan dan teknis, bukan sekadar motivasi, karena saling tahu konteks pekerjaan masing-masing. “Kalau WFO juga hemat, karena transportasi bisa bareng, bekal bisa bareng, hahaha!” tambah Pandu.
Di sisi lain, keduanya juga saling berkomunikasi tatkala tak ingin ngobrol soal kerjaan. “Kalau lagi males ngomong kerjaan, tinggal bilang aja. Kuncinya jangan takut ngomong ke pasangan kalau lagi nggak mau ngomongin kerjaan,” kata Zaki.
Bagi yang tertarik bekerja dengan pasangan, Zaki dan Pandu punya sejumlah tips. Simak di sini!
- Paham posisi tanpa perlu dibatas-batasi
Artinya, kita tahu posisi kita sebagai pekerja dan pasangan memang beririsan. Tidak mungkin ketika bekerja, tiba-tiba status kita berubah menjadi bukan istri atau suami pasangan. Namun, ketika kita paham bahwa bekerja adalah menjalankan amanah dan harus dilakukan sebaik-baiknya, kita akan secara natural tahu batasan apa saja yang berlaku.
- Nikmati dan siapkan diri akan persepsi orang lain
Kita tak bisa mengatur bagaimana orang lain berpikir dan kita juga mungkin mengalami fase canggung sendiri. Nikmati saja karena memang batas personal dan profesional tidaklah hitam-putih.
- Jangan kepo dan baper
Tidak semua hal tentang pekerjaan pasangan kita harus tahu. Yang penting selalu sadar diri bahwa kita sedang bekerja dengan tanggung jawab masing-masing dan tak usah overlapping. “Aku kasih masukan di ranah yg kutahu. Nggak mesti Zaki cerita akademik ke aku, begitu juga sebaliknya. Kita punya kondisi masing-masing di pekerjaan, sehingga kalau kasih masukan nggak usah terlalu turut campur,” pungkas Pandu.
Baca juga: Cari Motivasi untuk Maju, ini Kuncinya