Pojok Ngonten Muvers: Berimajinasi dan Kebiasaan Ngulik di Masa Kecil
Muvers Submission oleh Galang Aulia – Associate Product Manager, Product. Artikel ini juga dimuat di e-magazine Inside Sekolah.mu edisi Agustus 2022
“Pernah ga sih waktu kecil sering banget berimajinasi untuk bikin hal-hal aneh?”
Mungkin ada beberapa dari teman-teman semua yang berpikir untuk jadi astronot, bikin robot, atau sekedar bisa memunculkan benda nyata dari gambar yang ada di majalah atau koran. Yang saya bayangkan dulu itu adalah punya mainan yang bisa digabung-gabungkan (sekarang istilahnya modular) tanpa adanya batasan dalam merakitnya. Mungkin, pada zaman sekarang sudah ada produk mainan dari merek ternama LEGO. Tapi, kebanyakan konsumen dari mainan ini adalah orang-orang seumuran saya yang masa kecilnya memang suka “ngulik”.
“Ngulik” atau “ngoprek” atau bisa kita sebut dengan bereksplorasi ini adalah hal yang biasa anak-anak lakukan. Dari hal tersebutlah anak-anak akan mendapatkan pengalaman semasa hidupnya. Saya bisa menyimpulkan bahwa masa kanak-kanak itu adalah masa penting dalam fase hidup manusia yang berperan banyak pada pembentukan karakter dan perkembangan pola pikir. Melalui kegiatan mengeksplorasi, banyak hal yang dilakukan anak sesungguhnya adalah cara mereka belajar dan berkembang.
Tapi pernahkah teman-teman memperhatikan bahwa sekarang anak-anak lebih sering mengeksplorasi melalui hal-hal yang sifatnya digital yang mana minim interaksi fisik untuk mengasah motorik mereka. Dari hal tersebut, di tahun 2021 saya dan beberapa orang “ngide” untuk membuat sebuah mainan edukatif yang modular (seperti LEGO) tapi memiliki manfaat untuk mengasah motorik serta mendorong anak untuk membuat sebuah “karya” hasil imajinasinya. Tidak hanya menjadi fasilitas untuk bermain, tapi sekaligus menjadi fasilitas untuk anak bereksplorasi.
Mainan ini memiliki konsep open ended toys yang memungkinkan anak bebas berkreasi tanpa adanya batasan tertentu. Bentuk, warna, dan tekstur dari setiap modul mainan dapat menumbuhkan imajinasi, keingintahuan, keinginan untuk bermain (hands on), dan juga mengasah motorik sehingga dalam bermain dan bereksplorasi mereka akan merasakan interaksi fisik yang signifikan.
Dari beberapa cerita teman masa kecil saya, mereka cenderung untuk melakukan kembali atau merealisasikan imajinasi atau kebiasaan masa kecilnya di usia yang sekarang, baik untuk mengisi waktu luang atau memang ditekuni menjadi sebuah profesi.
Dari tulisan ini, saya ingin mengajak teman-teman semua untuk tetap terus memperhatikan perkembangan anak (walaupun saya belum berkeluarga juga hehehe) baik dari aspek emosional, kreativitas, motorik, dan aspek lainnya. Di samping itu, pemilihan metode bermain bagi anak sebisa mungkin melibatkan interaksi dan tidak membatasi mereka dalam bereksplorasi dan berimajinasi. Dari hal tersebut kita bisa mengamati nature (bakat) dan minat yang dimiliki sehingga dalam setiap proses pembelajaraan kita dapat mengetahui metode yang terbaik. Saya bersyukur bahwa imajinasi “aneh” dan kebiasaan “ngulik” saat saya masih kecil ini bisa dituangkan menjadi sedikit tulisan yang harapannya bisa mendorong teman-teman semua untuk tetap terus berkarya.
Baca Juga: Pojok Ngonten Muvers: Menari Bersama Waktu