A Letter To My Five Year Old - Sekolah.mu

A Letter To My Five Year Old

Published
Categorized as Event, News, Pilihan, Tips Tagged ,

oleh Daariin Ulayya – Learning Strategist PAUD SD, Academic. Artikel ini terbit dalam e-magazine Inside Sekolah.mu edisi Juli 2022


All kids need is
a little help, a little hope, and somebody who believes in them. Begitulah sekiranya seorang Magic Johnson menyampaikan pentingnya rasa percaya pada anak–atau jika di sekolah, kita lebih akrab dengan sapaan murid–untuk memupuk jati diri agar mereka tertanam dengan pondasi perilaku, dan siap menjadi individu yang mampu menyeimbangkan nilai-nilai di sekitarnya. 

Dalam kesehariannya, kita banyak menemukan pola baru yang dapat dipelajari dari sikapnya. Mulai dari kata apa yang baru dipelajari, sikap baik yang ditunjukkan atau kemerdekaan lainnya–termasuk kegagalan yang juga menjadi proses belajar–menjadi pondasi yang bisa memberikannya makna. Tapi sadarkah jika proses kepercayaan bisa dimulai dari membangun sikap kejujuran atau asertif?

Membangun sikap tersebut dibutuhkan kerjasama yang baik dari sisi orang tua dan anak. Selain berbicara jujur, asertif juga mengedepankan cara berbicara yang tegas, lugas dari kedua belah pihak, dan didukung dengan suasana lingkungan yang nyaman. Saya teringat ketika menginginkan sesuatu hal harus dibicarakan dengan jujur; inginnya untuk siapa, apa gunanya, dan apa manfaatnya. Sampai pada akhirnya keinginan itu terwujud –berteman dengan lika liku dan prosesnya– saya tetap harus menghadapinya, menyelesaikan sampai tuntas, apapun tantangannya. Hal ini mengajarkan saya menjadi individu yang mau melakukan hal yang saya ingin lakukan, berani berbicara karena adanya dukungan orang tua yang percaya terhadap kemampuan saya. Dari proses itulah kerjasama banyak tercipta, hubungan interpersonal yang terbangun dengan orang tua menjadi tumbuh dengan baik. 

Menurut saya, praktik baik tadi dapat kita lakukan sebagai orang dewasa, tidak hanya membangun hubungan dengan anak tetapi juga dengan rekan sejawat atau bahkan orang yang dituakan sekalipun. Tindakan ini tentu bersinggungan dengan rasa hormat atas satu sama lain dengan pendapatnya masing-masing. 

Jadi, dalam rangka memperingati Hari Anak ini, saya ingin berterima kasih pada diri sendiri karena telah berani untuk berkata jujur dan berani menghadapi tantangan hingga akhir. Saya mengajak teman-teman sekalian untuk mengingat kembali cerita baik saat kecil dulu agar lebih banyak lagi lingkungan yang nyaman untuk kita semua dapat pelajari dan refleksikan. Selamat berproses menuju diri yang lebih baik 🙂

 

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *