Pojok Ngonten: Melihat Perjuangan Para Pahlawan Lewat Wisata Sejarah di Bulan Pahlawan
Oleh: Dayen Andira – LD Offline SMP-SMA, Sekolah Murid Merdeka
–
Halo teman-teman Muvers semuanya! Perkenalkan Aku Dayen dari LD Offline SMM. Pada kesempatan Pojok Ngonten kali ini, aku mau sharing my first field trip experience yang pertama kalinya diadakan buat jenjang SMP-SMA Sekolah Murid Merdeka di bulan pahlawan, dengan tema refleksikan perjuangan pahlawan.
Kalau udah denger kata wisata sejarah pasti nggak jauh-jauh dari yang namanya museum. Muvers semua pasti tau kan kalo museum yang ada di Jakarta jumlahnya banyaakkk bangeeett! Apalagi sekarang-sekarang ini banyak museum yang ngadain pameran dan acara-acara yang menarik. Saking banyaknya museum yang ada di Jakarta, aku bingung banget mau nentuin ke museum mana buat anak-anak. Akhirnya setelah mendaki gunung lewati lembah, aku dan tim berlabuh di museum Gedung Joang 45 di Jalan Menteng no 31 dan juga Monas alias Monumen Nasional! Ini pertama kalinya juga dalam sejarah hidupku, aku dipercaya menjadi penanggung jawab acara dengan membawa rombongan 70 murid selama 2 hari, di tanggal 12-13 November 2022.
Awalnya aku ragu bangeettt, secara aku gak pernah punya pengalaman menjadi penanggung jawab acara (maklum waktu kuliah jadi mahasiswa kupu-kupu hehe). Untungnya dalam ngurus acara ini aku dibantu sama teman-teman tim yang suportif banget! (thanks to Kak Fiska dan Kak Dian! Kalian adalah pahlawanque) dan pada pelaksanaan hari H juga dibantu sama guru-guru dari jenjang PAUD dan SD, gak ketinggalan juga 2 SPV Hub Jakarta yang udah mau membantu hehe (colek Kak Icha dan Kak Eky). Acara wisata sejarah ini dimulai dari Monas dan di Monas juga ada workshop fotografi. Hasil akhir dari tugas wisata sejarah ini adalah hasil foto dengan menggunakan teknik phone photography.
Kenapa sih hasilnya harus foto? Aku percaya jika foto adalah sebuah tanda mata kenang-kenangan dari suatu momen, yang di mana momen tersebut gak bakal bisa terulang. Sama halnya kayak para perjuangan pahlawan kita, buat tau gimana sih para pahlawan berjuang buat meraih kemerdekaan bangsa Indonesia, terdapat footage dari kejadian-kejadian masa lampau dan juga peninggalan yang bersejarah dan peninggalan tersebut menjadi saksi bisu dari perjuangan mereka melawan para penjajah.
Selain itu, aku juga percaya untuk mengambil sebuah foto tidak harus menggunakan alat-alat yang canggih dan mahal. Cukup dari HP yang udah jadi teman kita sehari-hari bisa lho mengabadikan setiap momen dan menjadi kenang-kenangan.
Pengalaman seru lainnya dari kegiatan ini adalah tim panitia, guru, dan anak-anak jalan kaki dari Monas menuju museum yang kedua, yaitu Gedung Joang. Jarak yang sudah ditempuh sama kami pun lumayan jauh, sejauh 900 meter hingga 1 kilometer. Capek? Panas? Udah pasti! Tapi semua terbayarkan ketika kita sampai di tempat tujuan.
Selama perjalanan itu juga anak-anak belajar apa arti kebersamaan dan saling tolong-menolong. Makan dan jalan kaki bersama-sama, tolong-menolong dan saling menunggu ketika ada teman yang lelah berjalan. Aku sendiri pun, melihat anak-anak senang, tertawa, dan saling bercengkrama dengan teman-teman serta guru-gurunya, menjadi senang juga. Rasa lelah seketika hilang. Saat itu juga rasa percaya diriku semakin bertambah, terlebih lagi mendengarkan feedback yang sangat bagus dan baik dari orang tua. Dari acara ini, aku belajar banyak hal. Seperti bagaimana merencanakan sesuatu secara matang, menghargai perbedaan pendapat, saling percaya kepada teman sesama tim, guru, dan juga anak-anak.
Menurutku, kepercayaan menjadi salah satu pondasi yang paling dasar dan kuat ketika bekerja sama dengan tim. Jika kita tidak saling percaya dengan anggota tim, maka kerja sama diantara tim tersebut juga tidak akan berjalan dengan lancar dan selalu saja ada hambatan.
So, believe in yourself and also your teammates to make the dream work!