Pojok Ngonten: Memang Pasar Malam - Sekolah.mu

Pojok Ngonten: Memang Pasar Malam

Published
Categorized as Event, News, Pilihan, Tips Tagged ,

oleh: Gelar Riksa A. – Learning Specialist, Academic

Dalam novelet karya Pramoedya Ananta Toer berjudul Bukan Pasar Malam, ada analogi menarik tentang kehidupan. Pram menulis, “Di dunia ini manusia bukan berduyun-duyun lahir dan berduyun-duyun pula kembali pulang. Seorang-seorang mereka datang. Seorang-seorang mereka pergi…”

Kita memang individu-individu yang ‘tidak sengaja’ berkumpul pada satu ruang kehidupan yang sama. Dalam analogi itu, manusia tidak lebih hanya menumpang lewat, hadir sendiri-sendiri ke bumi, lalu sendiri-sendiri pula meninggalkannya.

Namun, apakah memang hanya begitu? Sungguh sayang sekali jika kita datang ke pasar malam dan hanya mengingat saat datang dan saat pulang. Tidakkah kita ingin mengingat dan menikmati jajanan di sana? Atau menaiki wahana yang tidak jelas standar keamanannya itu? Atau berfoto bersama kekasih, yang entah bagaimana menjadi seorang yang tidak dikenal nantinya?

Pun kita datang seorang diri, tapi tidak lantas bisa kita abaikan seluruh yang terjadi di pasar malam itu bukan?

Pastilah kita akan bersinggungan, bersentuhan, berkenalan dengan orang-orang yang kebetulan berada di sana juga. Manusia adalah makhluk yang berbeda-beda, namun selalu bersama-sama. Bahkan secara bahasa, manusia itu bermakna jamak, dia bukan sesuatu yang tunggal.

Maka, selama kita berada dalam ruang kehidupan yang sama, tidak akan pernah manusia itu berdiri sendiri-sendiri.

Meskipun berbeda-beda, jika memiliki frekuensi yang sama, akan berkumpul juga dengan sesamanya. Mengusung hal yang sama, mengerjakan hal yang sama, dan berdiri untuk hal yang diyakini benar secara bersama-sama juga.

Dalam mewujudkan hal yang diinginkan bersama itu, sudah pastilah terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, dan ego untuk mewujudkan yang diinginkan. Namun, itu semua tak lebih dari kehirukpikukan pasar malam saja.

Tuhan memang berkehendak menciptakan manusia secara berbeda, untuk tumbuh saling mengenal. Mengenal itulah yang menjadi dasar dari bersama-sama mewujudkan mimpi bersama, diawali dengan lingkup kecil seperti keluarga, pertemanan, hingga lingkungan kerja.

Kemampuan berbagi peran, menyadari kelebihan dan kekurangan sesama, dan menurunkan ego untuk kepentingan yang lebih besar, adalah kegiatan sehari-hari yang selalu akan kita lakukan selama hidup. Maka seperti layaknya pasar malam itu, kita datang sendiri dan pulang sendiri, tapi mengapa tidak kita nikmati sepenuhnya suasana pasar malam bersama-sama, selagi bisa, dan selagi mampu.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *