How To Build A Lifelong Learning Habit?
Dengan kesibukan kerja dan kegiatan personal, mungkin sebagian dari kita masih kesulitan untuk mengalokasikan diri buat belajar. Padahal, perkembangan yang semakin pesat menuntut kita untuk terus upgrade skill biar nggak ketinggalan di belakang. Gimana sih caranya biar kita punya kebiasaan belajar yang konsisten dan kontinyu?
Nah, kali ini, tim Inside Sekolah.mu menghadirkan dua mbak dari HR yang sehari-hari bergelut dengan pembelajaran dan pengembangan diri Muvers. Keduanya bakal berbagi insight dan tips seputar membangun kebiasaan belajar dan jadi pembelajar seumur hidup. Please welcome Tri Zaini Sarah (Learning & Development Specialist) dan Aninda Arlitasari (Organizational Development & Performance Management Specialist)!
Minat kuat di pendidikan
Tri dan Ninda sama-sama punya minat yang kuat di pendidikan sejak dahulu. Ketika kecil, Tri sering diajak mamanya yang merupakan psikiater puskesmas untuk mengunjungi pasien. Di sana ia melihat betapa sulitnya anak-anak dari keluarga menengah ke bawah untuk menempuh pendidikan. Pengalaman ini mengantarkan Tri berkarier di pendidikan, mulai dari mengikuti program menjadi guru bagi sekolah di daerah terdepan hingga terjun ke bidang Learning & Development.
Sementara itu, Ninda senang menjadi guru. Ia memiliki EO untuk aktivitas pembelajaran anak-anak. Di sana ia merancang kegiatan belajar, tujuan belajar, hingga menjadi guru ketika aktivitas berlangsung. Sebagai seorang OD&PM Specialist, Ninda juga punya peran untuk merancang learning path Muvers selama berada di PT SID.
L&D Specialist dan OD&PM Specialist berperan dalam merancang perkembangan karier dan diri Muvers sebagai seorang profesional. Dalam perjalanannya, Tri dan Ninda punya banyak insight tentang mewujudkan pembelajaran bagi Muvers lho!


Tantangan belajar Muvers
“Di SID, ketertarikan orang untuk belajar tuh tinggi,” kata Tri. Namun, Tri dan Ninda menemukan ada beberapa tantangan tersendiri yang kerap dihadapi Muvers.
Pertama, kompetensi role yang terus bergerak karena dinamisnya dunia startup. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menentukan menu training yang paling tepat bagi peran-peran tertentu.
Kedua, adanya kesulitan beberapa Muvers dalam membagi waktu. Ia menyarankan agar belajar bisa dimulai dengan simpel, misalnya mengalokasikan 30 menit membaca sebelum tidur.
Ketiga adalah tantangan mengkomunikasikan rencana belajar dengan lingkungan bekerja kita . “Ada orang yang mungkin nggak enakan, takut ganggu kerjaan kalau ingin belajar. Solusinya, kita bisa komunikasikan dan atur rencana belajar bersama dengan atasan,” usul Ninda.
Tantangan terakhir adalah kesulitan mengeksplor sumber pembelajaran yang tersedia. Eits, jangan menganggap bahwa belajar itu harus selalu ikut kelas atau bootcamp, Muvers! Dari HP, kita bisa banyak belajar, misalnya mencari ide permainan kreatif bagi guru atau lihat akun belajar di media sosial.
Belajar dengan efektif
Tri dan Ninda punya beberapa saran agar kita bisa mengatasi berbagai tantangan di atas. Yuk simak tips untuk bangun kebiasaan belajar efektif supaya kita bisa terus mengembangkan diri secara personal maupun profesional.
Tentukan target dan relevansi
Dari waktu yang terbatas, sebaiknya kita punya prioritas belajar. Cara paling mudah adalah menentukan target belajar kita. Apa output yang ingin dihasilkan? Apa skill baru yang ingin dicapai? Target ini pun berkaitan dengan relevansi pembelajaran. Kita bisa mulai dari: apa sih yang dibutuhkan dari role kita saat ini?
Atur jadwal dengan time blocking
Setelah tahu ingin belajar apa, atur jadwal yang konsisten. Tentukan waktu yang sama tiap hari untuk belajar. Hal ini bertujuan agar kamu bisa membangun rutinitas belajar yang konsisten tiap harinya. Jadwal bukan berarti berapa jam, bahkan menit saja juga sudah oke lho.

Lakukan review berkala
“Orang berhenti belajar tuh karena bosan dan merasa nggak butuh. Atau, dia nggak bisa mengukur apakah training ini impactful untuk dia,” kata Tri. Untuk menghindarinya, kita harus mengevaluasi dengan metrics of success yang jelas. Evaluasi ini akan memperlihatkan apakah kita telah menempuh pembelajaran dengan baik atau belum.
Terapkan hasil belajar
Supaya hasil belajar nggak cuma jadi konsep, pilih satu lingkungan yang pas untuk menerapkan hasil belajarmu. Misalnya, setelah belajar masak, coba masak untuk keluargamu. “Ketika hasil pembelajaran tercapai, ada rasa bangga dan memunculkan curiosity untuk terus belajar hal-hal yang baru,” ujar Ninda.
Merawat kebiasaan belajar
Nggak bisa dipungkiri, kita mungkin ketemu rasa bosan ketika belajar. Bagaimana sih supaya kita bisa konsisten dan kontinyu dalam menerapkan kebiasaan belajar?
Ninda punya dia tips jitu nih.
Pertama, challenge diri sendiri. Tentukan dan tulis apa yang ingin kamu pelajari di jangka waktu tertentu, misalnya di semester atau tahun ini. Nggak mesti berkaitan sama profesi lho, bisa banget kamu menentukan “ingin belajar alat musik” atau “ingin belajar nyetir mobil” di tahun ini.
Kedua, temukan partner belajar. Belajar sendirian mungkin bikin bosan, maka punya partner belajar bisa jadi jalan keluar. Partner belajar akan menimbulkan sifat kompetitif sekaligus bisa saling menyemangati kalau lagi bosan. Kalian juga bisa saling menguji dan mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga bisa sama-sama maju.
Kalau kamu sudah menerapkan tips dari Tri dan Ninda di atas, kayaknya udah nggak ada alasan lagi untuk nggak mulai belajar dari sekarang. Yuk, belajar dan upgrade skill yang dibutuhkan supaya kita bisa terus berkembang!