Mastering Active Listening for Effective Communication at Work - Sekolah.mu

Mastering Active Listening for Effective Communication at Work

Published
Categorized as Event, News, Pilihan Tagged , , ,

Komunikasi efektif menjadi lebih menantang dengan maraknya kerja jarak jauh. Kita tak lagi bisa menangkap pesan tersirat atau gestur badan yang dapat diamati ketika bertemu langsung dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Karena itu, kemampuan mendengar aktif menjadi amat penting agar kita benar-benar dapat mengerti informasi yang disampaikan. Di dunia kerja, mendengar aktif menjadi salah satu keahlian kunci yang harus dikuasai untuk terciptanya komunikasi yang efektif.

Tangkap pesan seutuhnya

Apa itu mendengar aktif atau active listening? Mendengar aktif adalah kemampuan komunikasi yang bukan hanya mendengar kata-kata yang diucapkan lawan bicara, tetapi juga mencoba mengerti arti dan maksud di balik kata-kata tersebut. Menjadi pendengar yang aktif berarti kita menjadi partisipan yang aktif dalam proses komunikasi untuk menangkap pesan secara utuh. 

Statistik dari Edgar Dale’s Cone of Experience, kebanyakan dari kita hanya mengingat 25%-50% dari apa yang didengar, lho! Jika kamu berbicara dengan rekan kerja selama 10 menit, bisa jadi yang diingat hanya percakapan selama 5 menit saja. Karena itu penting bagi kita untuk meningkatkan skill mendengar aktif agar bisa melakukan komunikasi efektif di tempat kerja.

Untuk bisa meningkatkan kemampuan ini, kita harus terlebih dahulu menentukan tujuan kita mendengarkan. Tujuan mendengar ini bisa dibagi menjadi:

  • mendapatkan informasi
  • mengerti
  • menikmati sesuatu
  • Belajar

Latih teknik mendengar

Meningkatkan kemampuan mendengar aktif bisa dilakukan lewat berbagai cara lho. Yuk, cek di sini cara mendengar aktif agar kita bisa menciptakan komunikasi efektif di tempat kerja!

Hadir sepenuhnya dalam percakapan

Terdengar simpel, tapi menantang untuk dilakukan. Berbagai distraksi ada di sekitar kita, mulai dari notifikasi chat sampai pemandangan di sekitar. Untuk bisa hadir sepenuhnya, kita harus memfokuskan panca indera kepada lawan bicara. Kontak mata, dengarkan sepenuhnya apa yang dikatakan, dan jauhi benda-benda yang bisa mendistraksi. Agar lawan bicara nyaman menyampaikan pesannya, kita bisa membentuk gestur terbuka dan ramah.

Lihat pesan yang tak diucapkan

University of Pennsylvania menyatakan, 65% komunikasi face-to-face dilakukan lewat isyarat nonverbal. Apalagi, Indonesia menganut komunikasi konteks tinggi yang banyak menggunakan elemen nonverbal: gerakan mata, gestur tubuh, ekspresi wajah, atau nada bicara bisa menyampaikan pemikiran, sikap, emosi, atau pesan lainnya. 

Beri pertanyaan terbuka

Agar bisa terus fokus pada percakapan, penting bagi kita untuk memberikan respons yang tepat. Ada kalanya kita bisa menimpali dengan anggukan, “oh”, “ya”, dan kata-kata singkat lainnya. Di sisi lain, kita juga bisa menggali informasi dengan memberikan pertanyaan terbuka. Contohnya, “Bisa dijelaskan lebih lanjut tentang…” atau “Bagaimana kamu melihat…”. Pertanyaan terbuka memicu lawan bicara untuk merespons secara penuh pertimbangan dan memperluas ruang untuk ia menjelaskan sesuatu.

Ulangi bagian penting

Ketika lawan bicara selesai menjelaskan, kamu bisa mengulangi atau memparafrase poin-poin penting. Teknik ini mematikan kamu telah menangkap pemikiran, ide, dan emosi lawan bicara dengan akurat. Tak hanya itu, lawan bicara pun merasa dimengerti dan divalidasi sehingga potensi miskomunikasi pun bisa dikurangi.

Mendengar aktif dapat membangun komunikasi efektif antara diri kita dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan, sehingga penting untuk dikuasai. Yuk, coba latih terus-menerus ketiga teknik di atas agar kita bisa menjadi pendengar aktif di tempat kerja!

 

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *