The Power of Believing in Yourself: A Guide to Overcoming Self-Doubt for Career Growth
Keraguan diri dalam bekerja terkadang menghambat tindakan atau keputusan yang akan kamu lakukan. Namun, sebenarnya tidak semua keraguan yang ada dapat menghambat kariermu lho. Dampak yang muncul dari keraguan tersebut sejalan dengan bagaimana cara kita menyikapi dan mengatur strategi dalam menghadapinya. Maka dari itu, penting untuk kamu dapat mengatur strategi yang matang dalam mengatasi keraguan diri.
Imposter syndrome
Psst, ternyata perasaan ragu, cemas, dan tidak mampu khususnya dalam bekerja merupakan sebuah fenomena yang dialami banyak orang! Fenomena ini lebih jamak dikenal dengan nama imposter syndrome yang pertama kali dikaji oleh Psikolog Pauline Clance dan Suzanne Imes di tahun 1978. Ciri utama dari sindrom ini adalah ketika kamu merasa tidak yakin dan tidak pantas akan pencapaian yang diraih.
Rasa gugup, cemas, dan tak layak ini berbeda dengan rendah hati, ya. Rendah hati datang dari penilaian akurat akan kapabilitas diri terhadap situasi yang kompleks. Sementara itu, imposter syndrome berakar dari rasa tidak layak sekalipun sebenarnya kamu kompeten di bidangmu. Eits, tapi jangan pernah self-claimed ya! Perlu observasi lebih lanjut oleh profesional ketika kamu merasa mengalaminya.
Nah, kalau kamu menemukan keraguan dalam berkarier atau bahkan memiliki ciri-ciri imposter syndrome, yuk simak beberapa strategi untuk mengatasinya!
Kenali dan lawan pikiran negatifmu
Setiap keraguan yang muncul didalam pikiran pasti ada akar penyebabnya. Contohnya, spekulasi, kejadian nyata yang baru-baru ini kamu hadapi, hingga pengalaman di masa lalu. Akar penyebab keraguan ini harus ditemukan untuk dijadikan bahan refleksi. Misalnya, kalau kamu terjebak spekulasi, kamu bisa menuliskan hal-hal yang kamu pikirkan dan mampu membuatmu ragu dalam bertindak. Setelah menuliskannya, kamu bisa bertanya kepada dirimu sendiri: sebenarnya, apakah spekulasi tersebut adalah hal yang benar? Atau justru hanya pemikiran tanpa ada dasar fakta yang jelas? Jika ternyata hanya overthinking tanpa adanya dukungan fakta yang jelas, kamu bisa mencari pikiran positif yang memiliki dasar fakta yang akurat, sehingga dapat memberikan dorongan ke arah yang lebih baik untukmu.
Perjelas impian dan tujuanmu
Ketahui dengan pasti apa yang ingin kamu lakukan di masa depan. Ingin menjadi seperti apa dirimu, ingin memiliki apa, dan hal-hal lainnya yang bersinggungan dengan impian serta tujuan kamu beberapa tahun ke depan. Saat kamu sudah benar-benar mengenalinya, maka kamu akan fokus untuk dapat mencapai hal-hal tersebut bahkan ketika perasaan ragu itu datang menyergap.
Fokus pada pencapaian dan kekuatanmu
Setiap diri manusia pasti memiliki keunikan serta kekuatannya masing-masing. Hal inilah yang perlu kamu perhatikan ketika kamu bertemu dengan perasaan ragu di dalam dinamika pekerjaanmu. Mengapa demikian? Ketika kamu fokus dengan kekuatan alih-alih terus berputar dalam pusaran keraguanmu, maka, kamu akan tahu bahwa dirimu memiliki potensi besar untuk terus maju.
Kamu juga harus selalu mengingat pencapaian-pencapaian yang kamu miliki ya. Pencapaian ini nggak hanya yang besar saja lho. Pencapaian kecil seperti pekerjaanmu selesai tepat waktu pun patut kamu apresiasi! Pencapaian yang kamu miliki dapat kamu jadikan tonggak kepercayaan diri di tengah keraguanmu.
Baca juga: Dealing with Uncertainty In The Workplace
Keluar dari zona nyaman
Fase keluar dari zona nyaman ini mungkin akan melahirkan perasaan nggak nyaman hingga semakin merebaknya rasa ragu dalam dirimu. Tetapi, dengan keberanianmu untuk keluar dari zona nyamanmu, maka kamu akan memiliki berbagai pengalaman serta pengetahuan baru yang bisa kamu dapatkan. Pada fase ini, kamu akan sadar bahwa ternyata potensimu jauh lebih besar dibandingkan yang sekarang kamu miliki dan pada akhirnya rasa ragu dalam dirimu akan mulai menghilang seiring dengan keberanianmu untuk mengambil risiko yang ada.
Carilah dukungan
Dukungan bisa didapat dari berbagai pihak yang menurutmu bisa memberikan dorongan serta energi positif kepada dirimu, seperti teman, keluarga, kolega hingga profesional seperti psikolog. Selain meminta dukungan, kamu juga bisa meminta umpan balik dari hal-hal yang sudah dilakukan. Ini akan membantumu mendapatkan sudut pandang yang berbeda. Nah, umpan balik tersebut bisa kamu gunakan sebagai salah satu bahan rujukan dalam membuat keputusan. Kamu pun nggak lagi terperosok lebih jauh di pusaran keraguanmu!
Perasaan ragu yang hinggap dalam pikiranmu tentu bisa kamu atasi agar tak menghambat perjalanan karier. Tapi, nggak semua perasaan ragu perlu kamu usir; perasaan ragu juga bisa memberikan stimulus agar kamu lebih berkembang. Tetap semangat dan terus pupuk rasa percaya dirimu dalam berkarier!