Balancing Act: Working Moms Journey at SID
“Remember, everything is temporary. This phase will end. Our child will grow. Hold on where you can, let go when you must, inhale the happy, and exhale the hard.” – Tennie Marlim, Head Of B2B2C Product, BU – Sekolah.mu
–
Menjadi ibu adalah berkah; menjadi ibu bekerja berarti menjalani berkah tersebut dengan beberapa tantangan tersendiri. Bagaimana ibu bisa menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan personal? Selain harus memenuhi tuntutan karier dengan banyaknya tugas dan deadline, ibu bekerja juga harus menyediakan ruang untuk merawat anak dan keluarga. Nggak jarang, ibu diliputi juga dengan rasa bersalah karena tidak bisa benar-benar hadir untuk keluarga atau untuk pekerjaannya.
Data dari State of Motherhood menunjukkan bahwa 64% ibu butuh waktu kerja yang fleksibel untuk mendukungnya tetap berkarya di tempat kerja. Hal ini juga yang diwujudkan di SID sebagai family friendly company. Flexible work hours dan hybrid working adalah kebijakan yang berlaku dalam mendukung para ibu berkarier sambil mendampingi keluarga. Nah, kira-kira gimana sih cerita para working mom di SID dalam membagi porsi pekerjaan dan keluarga di kesehariannya? Yuk simak cerita lengkapnya di bawah ini!
Tri Zaini Sarah (HR Data & Compliance, HRGA)
Tri adalah ibu dari seorang balita sambil menjalani perannya sebagai HR Data & Compliance. Menurutnya, menjadi working mom memang nggak mudah. Namun hal itu bukanlah suatu hambatan dalam bekerja di SID. Ia melihat bahwa rekan kerja dan atasan di SID sangat family friendly dan berempati dengan peran ibu yang bekerja. Dengan dukungan rekan kerja dan atasan, Tri pun dapat memposisikan perannya sebagai ibu dan pekerja dengan baik.
Seimbang itu nggak harus 50:50
Menurut Tri, seimbang itu nggak selalu 50:50. Bisa jadi, keseimbangan diraih dengan sistem 80:20 atau perbandingan lainnya. Kunci dari keseimbangan tersebut adalah fleksibilitas seseorang dalam menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
“Jadi buat aku pribadi ada kalanya aku memilih pekerjaan dibanding keluarga dan juga sebaliknya, bergantung kepada situasinya seperti apa,” ucap Tri. Dengan tahu serta paham situasi dan kondisinya, maka kita bisa atur prioritas kita saat menjalani keseharian.
Nah, kalau kamu ternyata bingung cara atur prioritas karena merasa semuanya penting, Tri punya solusinya. Kamu bisa coba jawab beberapa pertanyaan berikut untuk melihat prioritas tugas-tugasmu. Dijamin, kamu bisa dengan mudah atur skala prioritasmu!
– Apakah ini bisa diatur ke waktu yang lain?
– Apa bisa dicicil / delegasikan?
– Ada cara untuk menyelesaikan dengan cepat?
Being A WFA Mom
Menjadi working mom itu nggak mudah, terlebih dengan sistem kerja work from anywhere (WFA). Di satu sisi, sistem kerja ini memudahkan para ibu untuk bisa dengan mudah mengawasi anaknya. Tetapi, di sisi lain, hal tersebut juga menjadi suatu tantangan lho!
“Penentuan boundaries-nya lebih sulit. Anak bisa datang kapan aja saat aku kerja atau sebaliknya pekerjaan bisa datang kapan aja saat aku family time,” tutur Tri.
Dalam menghadapinya, Tri memiliki cara tersendiri. Ia memiliki ruang kerja yang menjadi batasan antara keperluan pekerjaan dan keluarga. Menurutnya, hal tersebut cukup ampuh untuk memberikan pemahaman secara psikologis kepada anaknya. Jadi, saat Tri sedang berada di ruang kerjanya, maka anak sudah paham bahwa ibunya sedang bekerja.
Selain mengatasi batasan dalam bekerja dan keperluan keluarga, ia juga memiliki solusi bagi seorang working mom yang takut ketinggalan momen bersama sang anak. Ibu bekerja tentu harus membagi fokus antara pekerjaan dan keluarga dengan waktu yang terbatas. Nah, sistem WFA menjadi salah satu solusinya.
Dengan WFA, Tri bisa tetap catch up momen-momen penting anak dengan mudah. Saat ia bekerja di rumah, ia bisa dengan mudah menemani anaknya sarapan dan makan siang tanpa terburu-buru harus berangkat ke kantor. Spending time dengan anak dan keluarga harus dimaksimalkan sehingga setiap momen berharga tetap bisa terlewati tanpa mengganggu tanggung jawabnya saat bekerja.
Tennie Marlim (Head Of B2B2C Product, BU – Sekolah,mu)
Tennie menjalankan peran sebagai bekerja dan ibu yang mendampingi keluarganya. Psst, Tennie juga punya kesibukan lain lho! Sesekali, ia juga ikut mengajar pound fit di kala waktu senggang untuk menghilangkan rasa penat.
Menjaga keseimbangan antara bekerja dan keluarga
Menyeimbangkan antara porsi bekerja dan keluarga menurut Tennie itu nggak gampang. Bahkan, menurutnya, menjaga keseimbangan tersebut lebih susah daripada mencapai target pekerjaan yang harus dikejar. Namun, ia punya cara sederhana untuk bisa membagi porsi waktu dan kesibukannya agar tetap bisa fokus bekerja dan berperan sebagai seorang ibu secara optimal.
“Listing down semua hal yang perlu selesai dalam seminggu ke depan. Semua harus ditulis, baik urusan pekerjaan maupun keluarga. Urutkan berdasarkan prioritas serta komitmen sama waktu yang ditentukan,” tutur Tennie.
Lewat daftar hal-hal yang perlu diselesaikan dalam kurun waktu tertentu, kita bisa melihat seberapa penuh jadwal kita dalam bekerja maupun urusan keluarga. Maka, kita dapat menyusun strategi manajemen waktu dan pembagian porsi peran agar nggak ada ketimpangan. Kita juga dapat mengidentifikasi apakah waktu dan peran yang dialokasikan ke keluarga sudah seimbang dengan pekerjaan yang dijalani.
Motivasi utama
Salah satu motivasi terbesar Tennie dalam menjalankan kesehariannya adalah keluarga. Berkeluarga dan memiliki anak, bagi Tennie, bukanlah suatu hambatan untuk dapat berkarya. Kehadiran keluarga menjadikan setiap momen yang ia lewati menjadi lebih bermakna.
“Aku ingin memastikan anak-anakku tahu bahwa keberadaan mereka nggak menghambat setiap proses yang harus aku jalani dan membuatku dapat terus berkarya. Bahkan, kehadiran mereka menjadikan proses ini menjadi lebih bermakna,” Ujar Tennie.
Harapan Tennie, keberadaan keluarga nggak hanya menjadi motivasinya saja. Ia berharap bahwa ini juga bisa menjadi motivasi bagi anak-anaknya kelak untuk terus berkarya di setiap kondisi yang mereka hadapi.
Jadi working mom dengan segala tanggung jawab yang dibebankan itu nggak mudah. Tetapi, tetap ada cara dari masing-masing ibu bekerja untuk bisa menyeimbangkan keperluan pekerjaan dan keluarganya. SID pun berupaya untuk mendukung ibu dan ayah bekerja sambil terus mendampingi keluarga lewat berbagai kebijakan, misalnya flexible work hour dan hybrid setting. Bagi para ibu, baik working mom atau stay-at-home mom, kalian semua hebat! Teruslah menginspirasi dan menjadi motivasi dalam perjalanan bermakna membangun keluarga. We love you mom~