Kerja Tanpa Terburu-buru? Slow Productivity Rahasianya!
Pernah nggak sih MuFriends ngerasa bersalah karena kerjaanmu rasanya nggak selesai-selesai? Pastinya ada rasa bersalah mengapa tidak bisa menyelesaikan tugas dengan cepat. Padahal, sebenarnya kita butuh waktu untuk bekerja dengan santai namun tetap produktif dan membuahkan hasil yang maksimal, atau biasa disebut dengan slow productivity.
MuFriends tahu tidak apa itu slow productivity? Dalam buku Slow Productivity: The Lost Art of Accomplishment without Burnout, Cal Newport menjelaskan bahwa suatu aktivitas profesional harus dilakukan dengan kecepatan yang bervariasi dan manusiawi yang diimbangi dengan berbagai aktivitas relaksasi dan berfokus pada kualitas. Hal ini dilakukan untuk menciptakan pengalaman kerja yang menyenangkan lho!
Nyatanya, kebutuhan untuk menerapkan slow productivity juga hadir di SID, salah satunya dari Muvers di tim People, Procurement & Facility. “Sebenarnya diri aku sendiri masih sulit untuk menerima slow productivity, karena sudah terbiasa pekerjaan yang cukup padat sejak kuliah. Namun, ternyata slow productivity ini adalah sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk istirahat, untuk menyeimbangkan peran (peran pekerjaan dan di rumah). Peran kita di pekerjaan dan peran di rumah itu dinamis, ada kalanya situasi di rumah butuh perhatian lebih, yang di kerjaan perlu dikurangi, dan sebaliknya,” ungkap Rania Salsabila selaku Employer Branding Officer SID.
Dalam slow productivity, produktivitas diukur dari kualitas hasil pekerjaan, bukan hanya dari jumlahnya. Ternyata, pendekatan ini diyakini baik untuk kesehatan mental lho. MuFriends tertarik untuk mencoba? Oleh karena itu, yuk, simak 3 prinsip dari slow productivity!
Melakukan pekerjaan sedikit demi sedikit
Prinsip ini menyarankan MuFriends untuk melakukan lebih sedikit pekerjaan dalam satu waktu. Caranya adalah dengan menyederhanakan to do list dan mengurangi kewajiban. Prinsip ini menekankan kita untuk bekerja dengan kecepatan alami dan fokus pada kualitas dibandingkan kuantitas. Lebih oke, bukan?
Kerja dengan ritme yang alami
Prinsip kedua ini intinya sih, kerja sesuai dengan ritme alami kita aja. Newport menulis bahwa nggak perlu terburu-buru dalam mengerjakan pekerjaan penting. Biarkan prosesnya berjalan dalam waktu yang wajar, dengan variasi intensitas, dan di dalam suasana yang mendukung. Jadi, lebih baik kamu meluangkan waktu lebih banyak untuk mengerjakan pekerjaan yang penting, dibandingkan secara buru-buru menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dalam menjalankan ini, tentunya kamu juga harus paham dengan situasi apa yang lagi dihadapi di lingkungan kerja. Misalnya nih, kalau kamu bekerja dalam bidang internal communications, pasti kamu akan punya periode sibuk saat ada event dari kantor. Namun, setelah acara selesai, kamu akan kembali mengerjakan daily task seperti biasa. Jadi, ritme kerja nggak harus sama terus sepanjang tahun kok, tapi MuFriends bisa menyesuaikan agar tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesehatan.
Fokus pada kualitas
Nah, ini dia prinsip terakhir! Prinsip ini lebih menekankan kualitas dibandingkan kuantitas. Newport mengatakan bahwa mendingan kita fokus pada hal-hal yang bisa bikin hasil pekerjaan bagus daripada harus terburu-buru menyelesaikan banyak hal. Ia juga menyarankan untuk menikmati proses di bidang yang kita giati, juga bergabung bersama orang yang memiliki visi dan ambisi yang sama dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Apa manfaat dari slow productivity?
MuFriends, ternyata kita sudah tau betapa pentingnya slow productivity untuk diterapkan. Ternyata, dengan memperlambat ritme sedikit, MuFriends akan dapetin lebih banyak manfaat dari melakukan slow productivity daripada terus ngebut ngerjain tugas. Sekarang, yuk bahas apa aja sih manfaat dari menerapkan slow productivity di kehidupan sehari-hari!
- Peningkatan kualitas pekerjaan. Setiap pekerjaan yang dilakukan akan terlihat detail dan rapi, karena memiliki waktu banyak untuk memahami apa yang sedang MuFriends lakukan.
- Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kita semua tahu, kehidupan kita bukan hanya soal pekerjaan saja. Dengan melakukan slow productivity, MuFriends bisa punya waktu lebih untuk diri sendiri, keluarga, bahkan waktu untuk istirahat.
- Fokus yang lebih baik dan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih efektif. Ketika MuFriend nggak dihantui rasa buru-buru, kemampuan fokus dan konsentrasi akan meningkat. Hasilnya adalah MuFriends dapat mengambil keputusan dengan tepat dan matang.
Tantangan slow productivity
MuFriends, mungkin slow productivity terdengar keren dan menarik buat dicoba, tapi kenyataannya, menerapkan hal ini tuh nggak selalu semudah kelihatannya. Ada beberapa tantangan yang sering bikin kita tersandung saat mencoba, yuk kita bahas!
- Budaya kerja yang mendukung kecepatan dan hasil instan. Banyak tempat kerja yang mendorong untuk cepat-cepat selesai dan ngejar hasil instan. Kadang, MuFriends jadi ngerasa bersalah kalau ngerjain sesuatu tidak sat set cepet. Padahal, slow productivity ini akan menunjang kualitas kerja kita.
- Kesulitan mengubah kebiasaan kerja yang sudah terbentuk. Biasanya MuFriends sudah terbiasa dengan multitasking, ngikutin deadline yang ketat. Mau nggak mau, MuFriends harus beradaptasi mengubah pola pikir dan gaya kerja yang kurang baik itu ya!
- Tekanan dari eksternal sering bikin dilema. Ada keinginan MuFriends untuk melakukan pekerjaan dengan lambat dan fokus, tapi atasan ataupun tim menuntut buat gerak cepat. Tapi MuFriends bisa jelasin ke mereka bahwa slow productivity itu bukan berarti malas-malasan, justru bikin hasil kerja jadi lebih bagus!
Implementasi slow productivity
Setelah MuFriends membaca tantangan apa saja yang akan dihadapi, pasti ada tips dan solusi di balik semua itu. Berikut adalah tipsnya!
- Prioritaskan tugas yang paling penting
Salah satu cara paling efektif untuk mulai slow productivity adalah dengan memilih dan fokus pada tugas-tugas yang penting dan bernilai. Jangan terburu-buru untuk menyelesaikan semua tugas sekaligus ya MuFriends, karena kita bukan superman, hehe. MuFriends bisa pilih tugas yang paling berdampak dulu nih, biar nggak bikin kewalahan.
- Beri batas waktu yang realistis
Jangan terlalu keras sama diri sendiri terhadap deadline yang tidak masuk akal ya MuFriends! Coba deh, kasih batas waktu yang lebih manusiawi agar kamu nggak kejebak dalam tekanan dan bisa menikmati proses kerjanya.
- Istirahat yang cukup
Karena kita adalah manusia, bukan robot! Tentunya kamu harus mempunyai waktu untuk istirahat agar bisa recharge energi dan fokus. Jangan sesekali menyepelekan waktu istirahat ya, karena istirahat walaupun sebentar bisa bikin pikiran jadi lebih jernih dan produktivitas meningkat.
- Fokus pada satu tugas dalam satu waktu
Multitasking emang keliatan keren, sih! Tapi tau nggak sih, sebenernya multitasking bisa bikin hasil kerja kurang maksimal. Lebih baik fokus ke satu tugas dulu sampai selesai sebelum pindah ke tugas yang lain. Dengan cara ini, MuFriends dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas.
Setelah tahu beberapa tips untuk menerapkan slow productivity, sekarang saatnya kita menyimak pengalaman langsung dari Muvers yang sudah mencoba metode ini. Yuk simak di bawah ini!
“Saya menerapkan priority list dan time blocking. Bagiku, Google Calendar jadi salah satu aplikasi yang memudahkan strategy slow productivity. Pertama setiap hari saya akan menuliskan priority list secara berurutan dari waktu pengerjaannya,” urai Melinda Talent Acquisition Officer dari tim PPF “Kemudian, saya menetapkan waktu untuk masing-masing task dan setelah itu melakukan time blocking pada Google Calendar. Dengan cara ini saya tahu dengan jelas apa saja yang akan saya kerjakan, hasil yang saya harapkan dan waktu khusus untuk mengerjakannya.
Jadi, MuFriends, intinya slow productivity ngajarin kita buat kerja lebih pelan tapi pasti, dengan fokus kualitas daripada kuantitas. Dengan cara ini, kita bisa ngerjain tugas tanpa ngerasa terburu-buru, dan tentunya tetap menjaga keseimbangan hidup. Yuk, kita coba terapkan untuk ciptakan hasil pekerjaan berkualitas!